Managemen kurikulum adalah penerpan jenis kegiatan dan fungsi managemen (perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian) dalam kurikulum. (Suharsimi Arikunto,2000:8). Menurut Lunenberg & Orstein (2000) ada tiga proses utama yaitu perencanaan kurikulum (planning the curriculum), pelaksanaan kurikulum (implementation the curriculum), dan penilaian terhadap pelaksanaan kurikulum (evaluating the curriculum).
1. Perencanaan kurikulum
Perencanaan kurikulum harus memperhatikan karakteristik kurikulum yang baik, dari segi isi, pengorganisasian maupun peluang-peluang untuk meciptakan pembelajaran yang baik akan mudah diwujudkan oleh pelaksana kurikulum. Dalam hal ini guru dalam membuat rencana pembelajaran (persiapan mengajar, silabus, program semester, program tahunan, pemilihan bahan ajar, pemilihan strategi pembelajaran, dll).
2. Pelaksanaan kurikulum
Pelaksanaan kurikulum merupakan tahap pelaksanaan pembelajaran. Pada managemen kurikulum dalam tahap ini berupa kegiatan pengelolaan pembelajaran. Dalam tahap ini guru harus mampu mengolah pengalaman-pengalamannya sehingga dapat mewujudkan pembelajaran yang diinginkan.
3. Evaluasi kurikulum
Evaluasi atau penilian kurikulum dimaksudkan untuk melihat keefektifitasan kurikulum yang digunakan oleh guru yang mengaplikasikan. Evaluasi atau penilaian kurikulum dapat dijadikan umpan balik apakah tujuan kurikulum di sekolah dapat dibedakan atas:
- Evaluasi formatif yaitu evaluasi yang dilakukan oleh guru setelah pokok bahasan selesai dipelajari oleh siswa.
- Evaluasi sumatif yaitu evaluasi yang dilakukan oleh guru setelah satu jangka waktu tertentu (semester atau caturwulan).
- Pengembangan kurikulum
Pengembangan kurikulum merupakan sebuah istilah dalam rangka perubahan kurikulum (membuat atau merubah), yaitu terjadi karena adanya perkembangan kehidupan (masyarakat) dan IPTEKS. Pengembangan kurikulum sangat diperlukan untuk merespon:
- Perkembangan IPTEKS
- Perubahan social di luar system pendidikan
- Pemenuhan kebutuhan siswa
- Kemajuan-kemajuan dalam pendidikan
- Perubahan system pendidikan
Teori yang menyatakan perlunya pengembangan kurikulum dikemukakan oleh Thomas Khun (1922-1996), seorang ilmuwan yang terkenal menekuni bidang filsafat ilmu pengetahuan. Thomas Khun yang terkenal dengan buku “The Structure of Scientific Revolutions” (1962), di mana ia memperkenalkan gagasan ilmu pengetahuan yang tidak maju melalui akumulasi linier dari pengetahua baru, tetapi sebagai gantinya mengalami revolusi berkala yang ia sebut “paradigm shifts” (pergeseran paradigma), di mana sifat alami penyelidikan ilmiah pada bidang tertentu dengan tiba-tiba diubah. Thomas Khun memperkenalkan paradigm perubahan kurikulum secara evolusioner berdasarkan struktur revolusi sains.
Paradigma Perubahan Kurikulum Secara Evolusioner Berdasarkan Struktur Revolusi Sains Thomas Khun
Keterangan gambar :
- Adanya praktik pengajaran dan materi pelajaran konvensional yang diterima secara umum.
- Adanya perubahan masyarakat secara terus-menerus.
- Adanya berbagai indicator social yang menandai perubahan (misalnya: adanya kemajuan IPTEKS, berkembangnya struktur social-budaya, dll).
- Krisis dan/atau kritik di dalam pendidikan. Pendidikan sebagai system terbuka haruslah dapat menyesuaikan dengan perubahan masyarakat, serta perkembangan zaman dan IPTEKS, sehingga muncul berbagai kritik di dalam pendidikan agar dapat memenuhi berbagai tuntutan dan perubahan tersebut.
- Adanya praktek alternative diusulkan. Berbagai konsep pendidikan alternative diusulkan.
- Perselisihan dan konflik (anti-thesis). Adanya praktik pengajaran dan materi pengajaran lama, dan munculnya berbagai konsep baru yang lain menimbulkan perselisihan dan konflik. Hal tersebut terjadi untuk mencari konsep dan praktek baru yang diharapkan karena adanya pembaruan, pemenuhan kebutuhan dan tuntutan akan perubahan yang terjadi.
- Percobaan dan inovasi. Adanya konsep baru tersebut dilaksanakan dalam taraf percobaan (misal: hanya diberlakukan di beberapa sekolah), adanya berbagai inovasi untuk perbaikan dan penyempurnaan konsep baru tersebut.
- Praktek baru atau yang dimodifikasi (sintesis). Praktek pendidikan baru atau yang dimodifikasi diterpakan untuk mengganti praktik pengajaran dan materi pengajaran lama. Hal tersebut di dalam pendidikan salah satunya ditandai adanya kurikulum baru untuk mengganti atau memperbaiki kurikulum lama.
Kurikulum 2013
Pada sebuah diskusi terbuka yang digelar oleh majelis guru besar Institut Teknologi Bandung yang khusus membahas mengenai rencana pemberlakuan kurikulum 2013 oleh pemerintah, di ketahui bahwa tujuan penyusunan dan pemberlakuan kurikulum 2013 lebih didorong oleh masalah yang dihadapi generasi muda seperti perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, maupun plagiarism. Imam Buchori mengungkapkan bahwa tujuan kurikulum 2013 memiliki pertentangan makna, karena tujuan tersebut tidak terkait langsung dengan kurikulum. Kompetensi yang diharapkan oleh kurikulum 2013 adalah siswa yang mampu berkomunikasi, berpikir jernih dan kritis, mempertimbangkan segi moral suatu masalah, maupun menjadi warga negara yang efektif. Imam Buchori menambahkan bahwa “Tidak ada yang menyebut tentang pentingnya kemampuan untuk menemukan atau inovasi, kemampuan mencipta, berfikir sinergis, maupun kemampuan melihat peluang”. Sedangkan itu sangat penting bagi kemajuan peserta didik.
Pada kurikulum 2013 terdapat kesalahan atau kejanggalan dari segi redaksional. Menurut Imam dalam diskusi tersebut menemukan kejangglan dalam logika berbahasa di dalam dokumen kurikulum. Dia menemukan kalimat mengenai pertimbangan dalam pengembangan kurikulum yakni “Perlunya merumuskan kurikulum yang dapat menunjukkan pentingnya pengetahuan dan memastikan bahwa peserta didik akan peka atas kebutuhannya untuk berpengetahuan dan pengembangannya. Untuk itu kurikulum perlu disusun dengan menggunakan pendekatan sains sebagai ciri utama proses pembelajaran dan penilaian dalam pembentukan kompetensi.” Imam berkomentar bahwa “kalimatnya rasional, antisipatif, dan menginspirasi. Tapi bila didalami dalam implementasi kurikulumnya banyak yang bertentangan”.
Terkait kompetensi inti dan kompetensi dasar, Imam banyak menemui penggabungan unsur agama dengan sains yang seharusnya tidak perlu dilakukan. Dia menyebut contoh untuk kelas X mata pelajaran Bahasa Indonesia, kompetensi intinya adalah menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Dalam kompetensi dasar poin pertama adalah mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sesuai dengan kaidah dan konteks untuk mempersatukan bangsa.
Contoh-contoh lainnya juga diungkapkan oleh Iwan Pranoto. Dalam mata pelajaran Kimia untuk kelas X, dia mendapati kalimat penjelasan kompetensi dasar yakni “menyadari keteraturan dan kompleksitas konfigurasi elektron dalam atom sebagai wujud kebesaran Tuhan YME.” Iwan mengungkapkan bahwa “Bila dicampur adukkan dengan Tuhan, naskah kurikulum seolah tidak bisa didebat karena nilainya menjadi suci”. Segala sesuatu berhubungan erat dengan Tuhan. Termasuk di dalam mata pelajaran. Namun jika semua mata pelajaran dikaitkan langsung dengan Tuhan, didalam pembelajaran tidak akan pernah menemukan jalan keluar, karena tidak akan bias di logika pada pikiran manusia.
Solusi yang harus dilakukan agar kurikulum 2013 dapat diberlakukan sesuai rencana pemerintah adalah kurikulum 2013 harus dilakukan revisi ulang pada proses managemen kurikulum yakni:
1. Perencanaan kurikulum
Pada perencanaan kurikulum harus memperhatikan karakteristik kurikulum yang baik, dari segi isi, pengorganisasian maupun peluang-peluang untuk meciptakan pembelajaran yang baik akan mudah diwujudkan oleh pelaksana kurikulum. Misalnya pada tujuan pendidikan, Standar Isi dan Standar Kompetensi Kelulusan serta pedoman-pedoman pelaksanaanya.
2. Pelaksanaan kurikulum
Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengelola pembelajaran dan managemen pembelajaran.
a. Evaluasi kurikulum
Evaluasi dimaksudkan untuk melihat keefektifitasan kurikulum yang digunakan oleh guru yang mengaplikasikan. Pada tahap ini diperlukan adanya managemen agar implementasi kurikulum dapat mengoptimalkan penggunaan berbagai sumber daya.
b. Pengembangan kurikulum
Pengembangan kurikulum merupakan sebuah istilah dalam rangka perubahan kurikulum (membuat atau merubah), yaitu terjadi karena adanya perkembangan kehidupan (masyarakat) dan IPTEKS. Pengembangan kurikulum sangat diperlukan untuk merespon:
- Perkembangan IPTEKS
- Perubahan social di luar system pendidikan
- Pemenuhan kebutuhan siswa
- Kemajuan-kemajuan dalam pendidikan
- Perubahan system pendidikan